Kamis, 19 Agustus 2010

Antara Free Software dan Open Source

Bagi pemerhati kedua gerakan ini, pasti memahami bahwa terdapat perbedaan antara keduanya. Yang satu bermakna perangkat lunak bebas, yang satu lagi bermakna kode sumber terbuka.
Dulu, sebelum membaca dan mendapatkan pengertian dari mas RMS, saya menganggap keduanya adalah makhluk yang sejenis dan identik. Ternyata, setelah mendapatkan pengertian, saya merasa kok open source itu lebih memiliki “udang di balik batu” ketimbang free software.
Open Source menurut pengertian harfiahnya adalah perangkat lunak yang kode sumbernya terbuka, tersedia untuk umum. Tetapi, open source bukanberarti free 100%. Ada bagian-bagian yang tidak bisa anda gunakan dan rubah sesuka hati anda.
Contoh kasus yang paling terkenal adalah browser populer Firefox dari perusahaan Mozilla dengan komunitas developer Debian.
Kasusnya kurang lebih seperti ini:
Mozilla corp. tidak mengizinkan penggunaan logo selain logo rubah api. Padahal setahu kita, para pengguna Ubuntu pasti juga menyadari, pada release-release Ubuntu awal, logo rubah api bukanlah logo standar. kemudian, para developer mengambil langkah untuk menciptakan nama dan logo baru untuk proyek ini.
Mengapa kasus seperti ini bisa terjadi? Itu terjadi karena keterbatasan cakupan lisensi yang digunakan oleh program open source Firefox. Lisensi itu mengijinkan anda membuka, memodifikasi kode sumber firefox tapi tidak dengan merek dagangnya.
Saya rasa, banyak aplikasi-aplikasi yang dilepas dengan lisensi-lisensi sejenis ini. Perusahaan atau developer asli, mengijinkan anda mengembangkan aplikasi yang bersangkutan, dengan alasan yang sudah jelas, mengambil keuntungan dari pengembangan gratis komunitas.
Kebalikannya, free software adalah perangkat lunak bebas. Bebas yang berarti (dan tidak berarti tidak komersil) anda bisa melakukan modifikasi dalam bentuk apapun, termasuk logo dan trademark-nya.
Contoh nyata yang paling luar biasa adalah GNU/Linux. Kumpulan aplikasi-aplikasi GNU adalah aplikasi-aplikasi yang benar-benar free. Tidak ada batasan dalam menggunakan, memodifikasi, dan menjual-nya kembali.
Perlu anda pahami, distro yang saat ini kita gunakan bukanlah sistem operasi yang 100% GNU atau Free karena banyak aplikai open source dan non-GNU yang dimasukkan kedalamnya, porsi untuk aplikasi GNU, mungkin sekitar 68% dari keseluruhan.
Mmmm, dengan pengertian ini saya berharap kita semakin sadar, banyak manusia yang bekerja untuk mengembangkan GNU/Linux dan FOSS. Kebanyakan manusia itu memiliki tendensi-nya masing-masing.
Apapun, kita patut berterima kasih kepada manusia-manusia yang ikhlas 100%. Long live free 100%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon jika ada masukan atau saran
[Gunakan Nama]